Proklamator tercinta

Apa makna 66 tahun Indonesia merdeka ? Sang proklamator tercinta Muhammad Hatta, sang pemimpin besar itu memang sudah terlihat dari lahirnya. Mirip dengan  kisah Rosulullah SAW. Coba kita cermati

Terlahir sebagai anak yatim, dimana 1 bulan sebelum lahir ayahnya syekh Muhamad Jamil meninggal. Kakeknya Syekh Haji Mustafa memberi nama 'Athar. Berhubung orang bukit tinggi susah menyebut huruf "R" seringlah beliau dipanggil dengan nama Hatta.

Hatta kecil adalah anak yang rajin pagi sekolah pulang sekolah belajar di surau hingga magrib, sehingga jadilah beliau pribadi yang taat beribadah. 3 hal yang selalu dia jaga, pertama : sepedanya untuk berdiskusi dengan teman-temannya masalah pelajaran, kedua : lemari untuk tempat penyimpanan buku dan yang terakhir jam tangan untuk disiplin dalam semua hal

Beruntung sang kakek adalah saudagar bendi, semacam delman yang mengantarkan surat kolonial belanda kedaerah pelosok di kota Bukittinggi yang membuat beliau bisa sekolah di MULO Padang lulus 1915 dan melanjutkan ke Sekolah Dagang Pertama di Jakarta. Saking sayangnya sang nenek tercinta, beliau dibelikan sebuah rumah di Jalan Diponegoro no. 57 Jakarta.

Beberapa kepribadian beliau yang patut kita teladani :

1. Disiplin akan waktu yang membuat beluau selalu memanfaatkan waktu dengan baik dia pintar memasak bahkan dalam pengasingan-pun beliau selalu menulis sebagai inspirasinya.
2. Sumber ilmu adalah buku, selalu membaca merupakan kunci untuk menjadi orang sukses, saat dibuang ke digoel dia masih didampingi 16 peti buku bacaannya
3. Hemat dan rajin menabung. Saat sekolah memakai pakaian cuma 3 stel. 1 buat dirumah 2 lagi pakaian sekolah, kalau ada yang sobek neneknya menjadhitkannya atau dibelikan yang baru. Beliau juga rajin menabung, separo dari uang jajannya selalu ditagungkan
4. Punya pendirian yang tegas. Saat mengundurkan diri dari wapres tahun 1954 karena berseberangan dengan Soekarno karena memasukan PKI dalam unsur kabinet, tapi secara pribadi masih berhungungan baik, terbukti masih dijadikan saksi oleh Soekarno saat menikahkan anak-anaknya.

Setelah hampir 40 tahun lalu beliau wafat, kata2 terakhir beliau yang masih terngiang yaitu "korupsi di Indonesia sudah mendarah daging". Melihat kasus Century, Susno duadji dan Muhammad Nazaruddin makin membuktikan korupsi itu sudah masuk sampai kesendi dan sumsum tulang belakang kita ? Tinggal ajal menjelang ... ?

Share: