
Saya rasa bukan saya doang yang mengalami situasi seperti diatas, mungkin banyak juga pejuang rupiah lain yang susah payah nabung uang di bank eh bukannya nambah malah boncos. Saya putuskan tidak menyimpan uang di bank, kalaupun ada hanya sekedar untuk transaksi rutin, seperti bayar listrik, angsuran rumah dll.
Terus resiko saya nggak punya uang gimana bang? bukan berarti nggak ada uang. Maksudnya mau nabung dimana uang klo cuma dibawah 1 juta ? Mau beli emas harganya sekarang sdh 1,6 jt per gram. Mau invest tanah masak cuma 3m2 emang mau beli tanah makam, mau beli rumah/properti mana cukup uangnnya ... mimpi ketinggian
Saya mulai membandingkan uang sekarang dengan uang nanti. 10 Tahun lalu uang 10 ribu bisa beli 7 bungkus indomie @1.500/bks. Uang yang sama sekarang cuma dapat 3 bungkus Indomie @3.200/bks. Artinya uang pecahan 10 ribu yang sama nilainya menyusut ditelan inflasi. Sumber penghasilan kita harus meningkat setiap tahun untuk menghadang inflasi ini, makanya UMK dinaikkan setiap tahun walau kenaikannya tidak sebanding dengan tingkat inflasi.
Akhirnya 10 bulan yang lalu saya ketemu aplikasi yang bisa nyimpan uang mulai dari 10 ribu. Tidak ada biaya adm, syariah, bertumbuh dan bisa diambil kapan saja. Mulailah saya menabung dari 10 ribu per hari (200 ribu per bulan) sampai sepuluh bulan kemudian (sekarang) sdh saya alokasikan 20 ribu per hari atau 500 ribu per bulan. Alhamdulillah sdh 6 jutaan sekarang. Ini penampakan nya
- Ini adalah menabung, persiapan masa depan.
- Uang saya tidak tergerus oleh inflasi
- Top up tabungan bisa online nggak mesti ke bank dan dengan nilai rendah (maklum saya tidak punya uang bang)
- Bertumbuh
- Syariah
No comments:
Post a Comment
Semua perbedaan pendapat sangat dihargai di Blog Opini Indonesia, pastinya yang terbaik untuk membangun bangsa ini. Salam Blogger Indonesia